Contoh Perusahaan Turnover Tinggi
Kelelahan Karyawan
Berikutnya yang menjadi penyebab turnover karyawan adalah faktor kelelahan. Banyak karyawan yang merasa kewalahan dengan pekerjaan, mulai merasa stres dan kelelahan, dan itu mungkin mendorong mereka untuk berhenti dan mencari tempat kerja yang menawarkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.
Solusi: Pikirkan kembali distribusi ruang lingkup pekerjaan.
Untuk membantu karyawan mengatasi stres dan mengurangi pergantian karyawan:
Contoh Perhitungannya
Sebuah perusahaan jasa percetakan sedang ingin menghitung rasio perputaran asetnya dalam satu kuarter periode kerja.
Perusahaan mencatatkan nilai aset di periode awal dengan nilai sebesar Rp 4.547.000 dan pada periode berakhir setelah depresiasi mencatatkan nilai sebesar Rp 3.450.000.
Dalam laporan penjualan toko, perusahaan percetakan sukses meraup keuntungan sebesar Rp 11.250.000 dengan adanya pengembalian penjualan sebesar Rp 450.000.
Berapa rasio perputaran aset dari perusahaan jasa percetakan pada periode tersebut?
Penjualan Kotor – Sales Return = 11.250.000 – 450.000 = 10.800.000
Rata-rata Aset = (Aset Awal + Aset Akhir) / 2 = (4.547.000 + 3.450.000) / 2 = 3.998.500
Penjualan Bersih / Rata-rata Aset = 10.800.000 / 3.998.500 = Rp 2,701
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pendapatan dari setiap nilai Rp 1 dalam aset, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,701.
Fase Turnover Karyawan yang Harus Dipahami
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini mempunyai efek jangka panjang yang harus diketahui oleh semua pihak. Mulai dari HR, pengusaha, manager, sampai supervisor bahkan, ke kapten.
Semua harus mengalami evaluasi bila angkanya menunjukkan prosentase sangat tinggi diatas 50%. Hasil tersebut menjadi sebuah alarm keras. Pada prosesnya ada beberapa poin yang perlu dimengerti.
Mulai dari awal masuk, biasanya mereka merasa senang karena, mendapatkan pekerjaan baru. Selanjutnya, melakukan identifikasi. Dari sinilah setiap supervisor dan manager akan berperan besar membuat suasananya menjadi menyenangkan.
Memastikan dengan benar bahwa, kondisinya sangat menyenangkan adalah hal tersulit. Apalagi, kalau keadaannya berada dalam situasi tidak menyenangkan. Kebijakan harus diambil, hasilnya akan mempengaruhi lingkungan sekitar secara keseluruhan.
Perlu diketahui, saat fase ini semua harus berperan besar dan peka. Biasanya, mereka sudah menunjukkan pertanda senang atau tidak. Jika, pimpinan tersebut masih diam dan justru menyangatkan.
Tidak ada kata lain untuk segera keluar. Inilah salah satu tugas HR dimana, mereka memastikan pimpinannya berkerja dengan baik. Bukan sesuai dengan teori saja melainkan pengalaman juga cukup penting.
Utamakan Fleksibilitas
Saat ini, aspek fleksibilitas menjadi aspek penting dalam berjalannya perusahaan. Jika karyawan diberi fleksibilitas yang cukup, maka karyawan juga akan merasa diberi ruang dan hak yang sesuai. Hal ini juga bisa memberikan pengaruh keseimbangan kerja dengan kehidupan karyawan.
Sebagai langkah pasti, perusahaan bisa memberikan waktu istirahat yang jelas, fleksibilitas kerja jarak jauh, dan penjadwalan jam kerja yang terarah. Apabila golongan-golongan ini diterapkan, maka pihak karyawan juga bisa semakin betah untuk bekerja.
Kompensasi yang Buruk
Ketika orang meninggalkan perusahaan, kompensasi dan tunjangan adalah alasan utama, terutama bagi seorang pekerja yang lebih muda. Survei dari platform LinkedIn menemukan bahwa kompensasi dan tunjangan sebagai alasan No. 1 mereka berganti pekerjaan.
Gaji pokok yang lebih tinggi memiliki dampak yang kuat pada retensi karena beberapa alasan. Alasan pertama, membayar orang dengan baik adalah cara nyata untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai kontribusi mereka.
Selain itu, kecil kemungkinannya bahwa pesaing yang ingin memburu dapat memikat mereka dengan insentif yang biasa saja. Glassdoor memperoleh data bahwa pekerja memperoleh rata-rata 5,2% lebih banyak saat mereka berganti pekerjaan.
Solusinya yaitu bagaimana perusahaan bisa memastikan kompensasi sesuai, atau di atas, untuk pasar dan peran?
Pertama, terus memberikan kenaikan gaji pokok tahunan. Pantau apa yang dibayar perusahaan lain setiap tahun, lebih sering untuk pekerjaan yang sulit diisi.
Banyak organisasi mengikat pembayaran bonus dengan penyelesaian proyek—dan membayar lebih banyak untuk keterampilan panas adalah tren yang terus meningkat.
Terakhir, terapkan proses manajemen talenta yang mengidentifikasi pemain terbaik, dan perbaiki ketidakseimbangan gaji dengan melakukan analisis kesetaraan gaji ras dan gender.
Anda juga dapat mempelajari informasi lebih lanjut seputar turnover karyawan dari berbagai sudut pandang.
Dampak Turnover Karyawan Tinggi pada Kinerja Perusahaan
Ketika perusahaan merekrut seorang karyawan, tentunya ada biaya yang dikeluarkan. Mulai dari biaya iklan lowongan kerja, pelatihan kompetensi, kompensasi, tunjangan, dan biaya lainnya. Apabila angka turnover tinggi, artinya perusahaan harus kembali mengeluarkan biaya-biaya tersebut dari awal. Namun, jika perusahaan memilih untuk mencari karyawan berpengalaman biasanya gaji yang diharapkan pun juga cenderung tinggi.
Tidak hanya dari segi biaya, perusahaan juga rugi dalam hal waktu karena proses rekrutmen yang cukup panjang terlebih untuk posisi krusial seperti high level position. Proses training dan adaptasi karyawan baru pun juga turut memakan waktu karena mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan dan sebaliknya.
Minim Kesempatan Pengembangan Karier
Tidak ada orang yang ingin berada di posisi yang sama untuk waktu yang lama. Karyawan perlu untuk mengembangkan diri agar bisa mendapat kualitas hidup yang lebih baik dan merasakan kepuasan saat bekerja.
Jika karyawan merasa tidak ada peluang untuk berkembang atau naik jabatan, mereka mungkin mencari pekerjaan di tempat lain yang menawarkan lebih banyak peluang.
Apa Itu Inventory Turnover?
Inventory turnover adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa sering perusahaan menjual dan mengganti persediaan dengan membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dengan rata-rata persediaan dalam periode tertentu.
Rasio itu mengacu pada jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi jumlah hari dalam periode tersebut dengan rasio perputaran persediaan.
Rumus atau cara menghitung inventory turnover ratio adalah:
Inventory Turnover = Harga pokok penjualan (HPP) / Nilai rata-rata persediaan1
Dengan menghitung inventory turnover, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa cepat persediaan berputar dan berapa kali persediaan dijual dan digantikan dalam satu periode waktu.
Jika hasilnya rendah, rasio itu menunjukkan bahwa persediaan berputar lambat dan perusahaan mungkin memiliki persediaan yang terlalu besar atau tidak efisien dalam manajemen persediaan.
Sebaliknya, rasio yang tinggi menunjukkan persediaan berputar dengan cepat. Secara umum, rasio inventory turnover yang baik adalah rasio yang tinggi. Namun, rasio yang sangat tinggi juga dapat menunjukkan risiko kekurangan persediaan.
Kepemimpinan yang Buruk
Mengutip dari Forbes, kepemimpinan yang buruk dapat berdampak pada tingginya turnover karyawan. Kenapa bisa seperti itu? Sebab, pemimpin yang buruk tidak dapat memberi arahan yang jelas pada karyawan.
Akibatnya, karyawan akan bingung dengan pekerjaannya dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Selain itu, pemimpin yang terlalu mengontrol bawahannya dapat membuat pegawai sulit untuk berpikir kreatif dan inovatif.
Tantang Karyawan untuk Berkembang
Karyawan yang baik adalah karyawan yang mampu untuk berkembang. Namun Anda jangan hanya mengandalkan karyawan untuk berkembang sendiri, namun harus diberikan dorongan. Apabila karyawan didorong untuk terus berkembang, maka karyawan juga bisa memberikan yang terbaik.
Rasa bosan juga akan hilang, dengan adanya tantangan ini. Saat ini, karyawan akan cenderung memperhatikan kenyamanannya dalam bekerja bersamaan dengan intensitas tantangannya. Jika pekerjaannya hanya itu-itu saja dan monoton, maka karyawan akan mudah bosan.
Sedangkan jika sudah bosan, maka karyawan akan cenderung mencari alternatif pekerjaan lain yang dianggap lebih menarik dan menantang. Hal ini tentunya bisa memicu tingkat turnover menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, pemberian tantangan untuk berkembang menjadi sangat penting.