Loker Bali Dalam 3 Hari Terakhir
Pejabat senior Kremlin diduga terlibat?
Kematian misterius dan tidak wajar 7 orang superkaya Rusia ini terjadi dalam waktu tiga bulan. Hal ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai kemungkinan lain dari sekadar bunuh diri atau kecelakaan. Banyak media menduga bahwa laporan bunuh diri itu bisa saja dipalsukan. Sejumlah media bahkan menyebut kemungkinan keterlibatan Kremlin atau bahkan keterlibatan Presiden Rusia Vladmir Putin.
Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat adanya upaya pembunuhan terhadap para kritikus Kremlin. Pada Agustus 2020, pemimpin oposisi Alexei Navalny diracun dengan racun saraf Novichok saat berada di bandara Tomsk. Dua tahun sebelumnya, Sergei Skripal, mantan kepala badan intelijen GRU Rusia, juga diracun dengan cara yang sama. Baik Navalny dan Skripal selamat. Pada tahun 2006, Alexander Litvinenko, mantan petugas keamanan Rusia yang membelot ke Inggris, diracun dengan polonium radioaktif di London.
Pada tahun 2017, surat kabar Amerika Serikat, USA Today, merilis hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa setidaknya 38 dari lingkaran oligarki Rusia telah meninggal atau hilang dalam tiga tahun terakhir.
Namun yang berbeda, dalam rangkaian kematian misterius pada 2022, tidak ada catatan bahwa para oligark yang tewas ini pernah mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, tidak ada satu pun dari sanksi internasional terkait invasi Ukraina yang melibatkan nama para orang superkaya tersebut.
Warsaw Institute, lembaga yang mengkaji kebijakan keamanan Rusia, menyebutkan bahwa polisi Rusia dan lembaga keamanan Gazprom dengan cepat meluncurkan penyelidikan atas rangkaian kematian yang terjadi. Warsaw Institute juga menyebut dalam situs resmi mereka bahwa: "Kemungkinan sejumlah pejabat senior yang terkait dengan Kremlin tengah menutupi jejak penipuan di perusahaan milik negara itu."
Terkait kematian keluarga Protosenya, hingga saat ini polisi Spanyol tidak menemukan adanya bukti yang mendukung keterlibatan pihak ketiga. Pihak berwenang menyebut bahwa kematian itu murni kasus pembunuhan dan bunuh diri. Sementara Fedor Protosenya menolak rilis kepolisian Spanyol, dan berbicara pada media di Inggris bahwa ayahnya bukanlah pembunuh. (rs/ae)
Jika Anda mengalami ketegangan emosi yang serius atau pikiran untuk bunuh diri, jangan ragu mencari bantuan profesional. Anda dapat menemukan informasi tentang bantuan tersebut, di mana pun Anda tinggal, melalui situs web befrienders.
Lihat video 'Dubes Rusia Disiram Cairan Merah Darah di Polandia':
[Gambas:Video 20detik]
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Indonesiabaik.id - Berbagai kebijakan strategis pemerintah berhasil menopang resiliensi ekonomi nasional. Per Maret 2024, tingkat kemiskinan melanjutkan tren menurun menjadi 9,03 persen dari 9,36 persen pada Maret 2023.
Selain itu, penduduk miskin pada Maret 2024 turun 0,68 juta orang dari Maret 2023 sehingga jumlah penduduk miskin menjadi sebesar 25,22 juta orang.
Tingkat Kemiskinan Satu Dekade Terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang. Angka ini menjadi yang terendah dalam 1 dekade terakhir. Sejak 2014 hingga 2024 kemiskinan sempat meningkat pada pandemi Covid-19 lalu menurun hingga Maret 2024.
Bahkan, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 3,06 juta orang atau turun sekitar 2,22 persen poin dalam sepuluh tahun terakhir. Jika di rata-rata jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 300.000 orang per tahun.
Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin sebesar 28,28 juta orang (11,25%). Setelah itu, tingkat kemiskinan terus menurun hingga Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang (9,41%). Namun, saat pandemi Covid-19 kemiskinan meningkat, yaitu pada Maret 2020 sebanyak 26,42 juta orang (9,78%) dan Maret 2021 sebanyak 27,54 juta orang (10,14%). Setelah periode tersebut, kemiskinan terus menurun sampai pada Maret 2024 sebanyak 25,22 juta orang (9,03%).
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 17 September RA Kartini, mengembuskan napas terakhirnya di usia 25 tahun. Pahlawan Pergerakan Nasional yang berjasa dalam perjuangan emansipasi perempuan, ini meninggal pada 17 September 1904, empat hari pascamelahirkan putra tunggalnya, Raden Mas Soesalit.
Padahal, ketika Kartini mengandung hingga melahirkan, ia tampak sehat walafiat. Kematian Kartini yang tiba-tiba ini menimbulkan perdebatan dan spekulasi serta kecurigaan negatif bagi sebagian pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Efatino Febriana dalam bukunya berjudul “Kartini Mati Dibunuh”, mencoba untuk menggali fakta-fakta yang beredar di sekitar kematian Kartini. Efatino, di akhir bukunya, menyimpulkan bahwa kematian Kartini sudah direncanakan.
Kesimpulan Efatino ini juga dikuatkan oleh Sitisoemandari dalam bukunya berjudul “Kartini, Sebuah Biografi”, yang menduga bahwa Kartini meninggal akibat permainan jahat dari Belanda. Belanda ingin membungkam pemikiran-pemikiran progresif dan revolusioner Kartini yang berwawasan kebangsaan.
Tempo, pada 2017, juga pernah menelusuri soal kematian Kartini yang penuh kontroversi ini. Dari hasil penelusuran, Tim Tempo menemukan temuan yang hampir serupa, yaitu hipotesis bahwa Kartini mati diracun.
Djojohadiningrat mendekap Kartini pada 17 September 1904 di kamar utama Kadipaten berukuran 5 x 6 meter. Perempuan yang baru dinikahi 10 bulan tersebut perlahan menutup mata, untuk selamanya.
Menurut Djojoadiningrat, setengah jam sebelum meninggal, istrinya masih sehat walafiat. Kartini hanya mengeluh perutnya tegang. Lalu kemudian Van Ravesteijn, dokter sipil dari Pati, datang dan memberi obat kepada Kartini. Tetapi, alih-alih membaik, tiba-tiba ketegangan di perut Kartini justru semakin menjadi-jadi dan 30 menit kemudian Kartini meninggal.
Empat malam sebelumnya, di dipan yang sama, juga dengan pertolongan Ravesteijn, Kartini melahirkan anak tunggalnya, Raden Mas Soesalit. Sebenarnya ia telah merasakan kontraksi satu hari sebelumnya. Namun dokter sipil di Rembang langganan Kartini, Bouman, tidak ada di tempat. Sehingga Djojoadiningrat terpaksa memanggil Ravesteijn dari Pati, 35 kilometer dari Rembang, kendati sang dokter baru bisa datang esok paginya.
Dari pagi hingga sore hari, persalinan Kartini tidak kunjung berhasil sehingga Ravesteijn menggunakan alat bantu yang tidak jelas kegunaannya. Hingga sekitar pukul 21.30, Kartini berhasil melahirkan dengan selamat. Djojoadiningrat menggambarkan kondisi Kartini saat itu baik-baik saja. "Kecuali ketegangan perut, tidak ada apa-apa dengan Raden Ayu," ujarnya. Malam itu juga, tanpa ada rasa cemas, Ravesteijn kembali ke Pati.
Di hari keempat, Ravesteijn datang kembali untuk memeriksa kondisi Kartini. Menurut dia, Kartini baik-baik saja. Ravesteijn kemudian meminta Kartini meminum obat. Sekitar 30 menit setelah Ravesteijn pergi, Kartini mengeluh sakit perut, sehingga Bupati menyuruh orang memanggil dokter kembali. Sayangnya, ketika dokter tiba, kondisi Kartini sudah parah.
Kematian mendadak itu tak cuma mengejutkan, tapi dengan segera memicu rumor bahwa Kartini mati diracun. Bouman bahkan sempat melakukan penyelidikan perihal kematian misterius itu. Dari seorang kawannya yang kenal Ravesteijn, ia mendapat informasi bahwa Ravesteijn adalah dokter yang tidak dapat dipercaya. "Kudanya saja tidak akan dipercayakan kepada dokter itu," ujarnya seperti dikutip Sitisoemandari Soeroto dalam Kartini, Sebuah Biografi (1979).
Namun, Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia Kabupaten Rembang Edi Winarno menganggap kecurigaan itu tak berdasar. Menurutnya, tidak ada alasan bagi orang di sekitar Kartini untuk membunuhnya.
Salah satu kemenakan Kartini, Sutiyoso Condronegoro, mengakui santernya isu miring seputar kematian Kartini. Tapi keluarganya lebih suka menganggapnya sebagai hal lumrah akibat proses kelahiran yang berat, yang saat ini dikenal dengan istilah pre-eklampsia. "Desas-desus itu tidak bisa dibuktikan," ucapnya seperti dikutip Sitisoemandari.
Meskipun sampai saat ini, kebenaran dibalik kematian Kartini masih abu-abu. Tetapi setidaknya pemikirannya terus mewarnai hari-hari, khususnya perihal emansipasi perempuan. Kematian RA Kartini memang perlu kita selidiki dan ketahui, tetapi di atas itu, lebih penting bagi kita untuk terus menghidupkan gagasan-gagasan progresif dan revolusioner perempuan asal Rembang ini.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Pada 19 April, di Lloret de Mar, Katalonia, pihak kepolisian Spanyol menerima telepon dari Fedor Protosenya, putra keluarga pengusaha superkaya dari lingkaran oligarki Rusia yang memiliki vila di daerah itu. Fedor Protosenya yang saat itu berada di Prancis melapor bahwa telah berjam-jam ia tidak bisa menghubungi keluarganya.
Saat tiba di properti keluarga itu, pihak berwenang menemukan mayat orang tua dan saudara perempuan Protosenya. Polisi awalnya berasumsi bahwa sang ayah, Sergei Protosenya, membunuh anggota keluarganya sebelum kemudian menggantung diri di taman vila. Namun polisi Spanyol tiba-tiba merasa ragu atas rincian peristiwa itu.
Satu hari sebelumnya, polisi di Moskow, Rusia, juga menemukan seorang oligarki lainnya bernama Vladislav Avayev yang meninggal secara tidak wajar. Ia bersama istri dan putrinya yang berusia 13 tahun ditemukan tewas di apartemen mewah kediaman mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita Rusia, Tass, melaporkan bahwa saat ditemukan jenazah Avayev memegang pistol. Avayev dicurigai pihak berwenang Rusia telah menembak istri dan putrinya sebelum akhirnya bunuh diri.
Kematian dua orang dari kalangan oligarki Rusia itu terjadi dalam kurun waktu 24 jam dengan dugaan peristiwa yang sangat mirip. Protosenya dan Avayev adalah orang superkaya dari jajaran tertinggi industri minyak bumi dan gas di Rusia. Protosenya pernah menjadi wakil ketua perusahaan gas alam Novatek, sementara Avayev sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden di Gazprombank.
Kasus ini adalah yang terbaru dari serangkaian kematian misterius yang menimpa sejumlah oligark Rusia tahun ini. Kebanyakan dari mereka berbisnis di sektor energi. Sebelumnya, tercatat sejumlah nama lingkaran oligarki Rusia di bidang minyak bumi dan gas yang juga meninggal misterius.
Pada akhir Januari, sebulan sebelum pasukan Rusia menginvasi Ukraina, muncul laporan kematian Leonid Schulman akibat bunuh diri. Pria berusia 60 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai manajer tingkat tinggi Gazprom.
Pada 25 Februari, kematian misterius mantan manajer perusahaan raksasa energi lainnya juga dilaporkan di Saint Petersburg. Alexander Tyulyakov ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Tiga hari kemudian, raja gas dan minyak kelahiran Ukraina, Mikhail Watford, juga ditemukan tewas tergantung di garasi tanah miliknya di Surrey, Inggris selatan.
Pada 24 Maret, Vasily Melnikov, yang mengepalai perusahaan raksasa pemasok alat medis, MedStom, ditemukan tewas bersama istrinya, Galina, dan dua putra mereka yang masih kecil. Keluarga itu ditemukan tewas di apartemen senilai jutaan dolar milik mereka di Kota Ninzhni Novgorod, Rusia.
Satu yang menjadi sorotan, rincian kematian sejumlah oligarki Rusia di bidang energi ini mirip dengan kasus kematian Protosenya dan Avayev.
Terakhir, kasus kematian Andrei Krukovsky, 37, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur di resor ski Krasnaya Polyana dekat Kota Sochi. Presiden Rusia Vladimir Putin dikatakan telah berulang kali mengundang para tamunya untuk bermain ski di sana. Oleh surat kabar Rusia, Kommersant, Krukovsky dilaporkan meninggal karena terjatuh dari tebing saat sedang haiking pada 2 Mei.