Multiplexing Adalah Teknik
Sejarah Peraturan Offside
Sepak bola merupakan suatu permainan beregu, yang terdiri dari 2 kubu dan saling berhadapan. Masing-masing dari regu ini kemudian terdiri dari 11 pemain. Sepak bola sendiri umumnya dimainkan dalam dua babak dengan durasi waktu 2 x 45 menit, juga waktu istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut. Sepak bola sendiri telah mengarungi banyak perkembangan, baik dalam aturan juga cara bermainnya.
Sumber yang sama menyebutkan sepak bola pertama kali ditemukan di Negeri Cina, di semasa pemerintahan Dinasti Han. Saat itu di sekitar abad ke 2 atau 3 M, bola yang digunakan terbuat dari kulit binatang dan digulung-gulung hingga berbentuk bundar. Meski permainan ini telah berabad-abad lalu ditemukan, namun badan resmi yang mengatur sepak bola kemudian baru dibentuk pertama kali pada 26 Oktober 1863.
Inggris pada saat itu berinisiatif membikin badan resmi sepak bola, dengan nama English Football Association (FA). Organisasi ini sendiri akhirnya melahirkan peraturan sepak bola modern di beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1863. Salah satu di antaranya ialah peraturan offside.
Kemudian, berkembang juga gagasan yang membentuk wadah persepakbolaan dunia. Atas inisiatif Guerin (seorang tokoh sepak bola Prancis), dibentuklah Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA pada 21 Mei 1904. Setelah lewat beberapa dasawarsa, tepatnya pada tahun 1930, FIFA akhirnya turut menyelenggarakan kompetisi sepak bola di level dunia. Kejuaraan ini disepakati bernama Piala Dunia atau World Cup, serta diadakan secara rutin selama 4 tahun sekali. Piala Dunia pertama ini kemudian berlangsung di Montevideo, Uruguay.
Offside adalah – Offside adalah keadaan saat posisi seorang pemain sepak bola yang sedang diberi umpan kemudian melebihi posisi pemain lawannya, sementara tak ada pemain lawan setelahnya selain penjaga gawang.
Offside sendiri mengadopsi istilah militer, yaitu “off the strength of your side” yang artinya, adalah pemain yang dibebas tugaskan atau terlepas dari permainan. Offside dalam sepak bola juga mengacu kepada olahraga rugby. Konsepnya hampir sama, yaitu melarang seorang pemain hanya diam saja menunggu umpan di depan gawang musuh.
Offside juga terkadang menjadi sensitif dalam sepak bola. Sebab, kadang pemain yang sedang aktif kemudian akan melakukan penyerangan serta mencetak gol, namun terperangkap dan offside. Karenanya kemudian dibuat sebuah peraturan khusus mengenai offside dalam FIFA Law of The Game. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Offside adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam suatu Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti luar posisi. Undang-undang FIFA juga menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, jika kemudian tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu timnya, dengan keadaan pemain ini mendahului pemain terbelakang dari tim lawan serta saat pemain ini berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper.
Pada dasarnya pemain sepak bola tak diperbolehkan berada secara pasif dalam suatu area lapangan lawan saat sedang menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan. Pemain biru yang berada di posisi paling kiri kemudian berada dalam posisi offside karena ia mendahului para pemain belakang tim lawan, walau offside juga tak berlaku jika tidak menerima umpan ataupun terkena bola.
Berada pada posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Jika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan serta memberi tendangan bebas secara tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside.
Namun dapat terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misalnya saja jika saat mencetak gol setelah terjadi offside ini kemudian dianulir jika wasit secara terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga kemudian memicu lahirnya perdebatan mengenai objektivitas asisten wasit saat posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan pada lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit.
Penggunaan teknologi dengan penilaian offside juga masih terus menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside tetap diterapkan sebagai salah satu cara untuk menjebak pemain lawan dalam area pertahanan.
Sejarah Peraturan Offside
Sepak bola merupakan suatu permainan beregu, yang terdiri dari 2 kubu dan saling berhadapan. Masing-masing dari regu ini kemudian terdiri dari 11 pemain. Sepak bola sendiri umumnya dimainkan dalam dua babak dengan durasi waktu 2 x 45 menit, juga waktu istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut. Sepak bola sendiri telah mengarungi banyak perkembangan, baik dalam aturan juga cara bermainnya.
Sumber yang sama menyebutkan sepak bola pertama kali ditemukan di Negeri Cina, di semasa pemerintahan Dinasti Han. Saat itu di sekitar abad ke 2 atau 3 M, bola yang digunakan terbuat dari kulit binatang dan digulung-gulung hingga berbentuk bundar. Meski permainan ini telah berabad-abad lalu ditemukan, namun badan resmi yang mengatur sepak bola kemudian baru dibentuk pertama kali pada 26 Oktober 1863.
Inggris pada saat itu berinisiatif membikin badan resmi sepak bola, dengan nama English Football Association (FA). Organisasi ini sendiri akhirnya melahirkan peraturan sepak bola modern di beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1863. Salah satu di antaranya ialah peraturan offside.
Kemudian, berkembang juga gagasan yang membentuk wadah persepakbolaan dunia. Atas inisiatif Guerin (seorang tokoh sepak bola Prancis), dibentuklah Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA pada 21 Mei 1904. Setelah lewat beberapa dasawarsa, tepatnya pada tahun 1930, FIFA akhirnya turut menyelenggarakan kompetisi sepak bola di level dunia. Kejuaraan ini disepakati bernama Piala Dunia atau World Cup, serta diadakan secara rutin selama 4 tahun sekali. Piala Dunia pertama ini kemudian berlangsung di Montevideo, Uruguay.
Teknik Menggiring Bola (Dribbling)
Teknik dasar ketiga dalam permainan sepak bola yang penting dipelajari ialah menggiring bola atau dribbling. Teknik ini juga dilakukan dengan menendang bola perlahan dalam suatu frekuensi tinggi sambil berlari.
Tujuan dribbling umumnya dilakukan untuk menghindari hadangan lawan serta membuka ruang kosong pada area lapangan tertentu. Seperti halnya teknik dasar menendang, menggiring juga dapat dilakukan dengan 3 perkenaan kaki. Menggiring bola juga dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, punggung kaki dan kaki bagian luar.
Sepak bola bukan saja urusan kalah atau menang tapi juga tentang kuasa dan suaka. Buku ini menulisnya dengan lugas. Buku ini mengulas sepak bola dalam arti yang paling luas sebagai ruang kebudayaan, yakni arena pertarungan wacana tempat semua orang membentuk identitas dan berebut aset.
Di dalamnya berlangsung praktik berbagai relasi kekuasaan yang digerakkan oleh tiga kekuatan besar: Gold, Glory, Goal (3G).Selain memberi efek fanatis dan ekstase bagi fans, sepak bola juga memberi janji kuasa dan suaka bagi mereka yang menginginkannya. Karena sepak bola penting sebagai alat produksi, maka patut diserukan: Fans sepak bola sedunia, bersatulah!
Aturan Offside tentang ‘Dua Pemain Belakang’
Ketika FIFA didirikan tepatnya pada tahun 1904, seluruh peraturan sepakbola termasuk diantaranya offside mulai dipikirkan secara lebih serius. Asosiasi sepakbola dari Skotlandia kemudian mengusulkan penggantian aturan “tiga pemain belakang” dengan dua pemain saja.
Konsepnya sendiri sama, bedanya terkena offside adalah saat dua pemain belakang yang berdiri antara seseorang dan gawang musuh. Biasanya, satu bek serta satu kiper. Perubahan peraturan ini mulai diterapkan pada tahun 1925, serta menghasilkan permainan yang lebih atraktif. Sebab peluang terjadinya offside kian mengecil, maka gol yang tercipta pun menjadi lebih banyak serta menghibur para penonton.
Akibat perubahan offside, pola serta gaya permainan pun turut berubah. Setiap pelatih kemudian terpaksa memutar otak untuk mengalahkan offside. Itulah mengapa dahulu taktik 2-3-5 sering sekali digunakan dengan menempatkan dua bek saja, salah satunya menjadi sweeper atau libero.
Teknik Dasar Sepak Bola
Tidak hanya dari segi peraturan saja, teknik bermain sepak bola juga terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Mulai dari teknik dasarnya hingga berkembang menjadi teknik dengan level yang lebih tinggi lagi serta menonjolkan kemampuan dari setiap individu.
Sementara itu, merujuk kepada buku Modul terbitan Kemdikbud, setidaknya terdapat tiga teknik dasar dalam sepak bola yang perlu dikuasai oleh para pemain olahraga tersebut. Berikut ini beberapa di antaranya.
Aturan Offside tentang ‘Dua Pemain Belakang’
Ketika FIFA didirikan tepatnya pada tahun 1904, seluruh peraturan sepakbola termasuk diantaranya offside mulai dipikirkan secara lebih serius. Asosiasi sepakbola dari Skotlandia kemudian mengusulkan penggantian aturan “tiga pemain belakang” dengan dua pemain saja.
Konsepnya sendiri sama, bedanya terkena offside adalah saat dua pemain belakang yang berdiri antara seseorang dan gawang musuh. Biasanya, satu bek serta satu kiper. Perubahan peraturan ini mulai diterapkan pada tahun 1925, serta menghasilkan permainan yang lebih atraktif. Sebab peluang terjadinya offside kian mengecil, maka gol yang tercipta pun menjadi lebih banyak serta menghibur para penonton.
Akibat perubahan offside, pola serta gaya permainan pun turut berubah. Setiap pelatih kemudian terpaksa memutar otak untuk mengalahkan offside. Itulah mengapa dahulu taktik 2-3-5 sering sekali digunakan dengan menempatkan dua bek saja, salah satunya menjadi sweeper atau libero.
Melakukan penyederhanaan bentuk objek
Langkah deformasi selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah penyederhanaan bentuk objek, dengan cara membagi-bagi atau membuang bagian-bagian objek dengan bentuk terlalu kompleks. Anda bisa membuat gambar yang terlihat lebih sederhana, minimalis, namun tetap menarik. Dengan adanya proses penyederhanaan ini, tentu memerlukan kreativitas dan imajinasi yang luas, tanpa meninggalkan nilai estetika yang ada.
Kepelatihan Sepak Bola: Teori dan Praktik
Bermain sepakbola selain membutuhkan kondisi fisik yang prima, setiap pemain juga perlu ditunjang oleh keterampilan menguasai bola yang baik guna memainkan olahraga yang masih menjadi olahraga terpopuler di dunia ini.
Keterampilan dalam menguasai bola yang dimaksud yakni bagaimana setiap pemain dapat menendang (passing) bola, mengontrol (controlling) bola, menggiring (dribbling) bola, menembak (shooting) bola, dan menyundul (heading) bola dengan teknik yang benar. Jika hal tersebut telah dikuasai dengan benar maka untuk menerapkan taktik dan strategi niscaya akan berjalan lebih mudah.
Dalam buku ini akan dijelaskan beragam informasi tentang sejarah permainan sepakbola, prasarana dan sarana bermainnya, teknik dasar pemain serta bagaimana model drill-drill melatih teknik dasar tersebut, taktik dan strategi, serta peraturan permainan sepakbola sesuai dengan FIFA Law of The Game 2017. Pada edisi ini juga disisipkan teknik dasar bermain untuk seorang penjaga gawang serta drill latihan yang diperlukannya.
Buku ini dilengkapi dengan foto dan gambar yang memperjelas deskripsi/bahasan materi yang dikupas, sehingga bagi para pembaca dari tingkat pemula hingga tingkat mahir dapat dengan mudah mempraktikkannya”.
Taktik Jitu Menguntit Bintang Sepak Bola
Sebagai seorang penggemar sepak bola, kesempatan untuk tinggal beberapa waktu di Inggris merupakan kesempatan yang baik untuk merasakan budaya sepak bola di sana. Melihat kemungkinan dapat bertemu dan mendapatkan kenang-kenangan dari seorang bintang sepak bola yang biasanya hanya dapat disaksikan di layar kaca membuat petualangan mengintip para pemain sepak bola ternama di Eropa pun dimulai. Sebuah momen yang diabadikan lewat kamera atau sebuah tanda tangan dari sang idola menjadi hal yang menyenangkan dari petualangan ini.
Buku Taktik Jitu Menguntit Bintang Sepak Bola ini mengupas tuntas cara bertemu pemain sepak bola di Britania Raya dan beberapa tempat di Eropa. Selain itu, buku ini juga berbagi informasi tentang tempat-tempat yang dapat didatangi agar dapat bertemu sang bintang lapangan hijau, cara untuk mendapatkan foto dan tanda tangan, serta hal-hal yang perlu diketahui dalam perburuan pemain bola.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Lewat buku ini pembaca dapat terbantu saat pergi mencari pemain sepak bola idolanya jika berkesempatan berkunjung ke Inggris atau kota-kota lain di Eropa dan dapat merasakan pengalaman tak terlupakan.
Demikian ulasan mengenai offside yang perlu Grameds pahami dalam olahraga sepak bola. Grameds juga bisa membaca dan mendapatkan banyak buku terkait sepak bola di Gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Offside adalah – Offside adalah keadaan saat posisi seorang pemain sepak bola yang sedang diberi umpan kemudian melebihi posisi pemain lawannya, sementara tak ada pemain lawan setelahnya selain penjaga gawang.
Offside sendiri mengadopsi istilah militer, yaitu “off the strength of your side” yang artinya, adalah pemain yang dibebas tugaskan atau terlepas dari permainan. Offside dalam sepak bola juga mengacu kepada olahraga rugby. Konsepnya hampir sama, yaitu melarang seorang pemain hanya diam saja menunggu umpan di depan gawang musuh.
Offside juga terkadang menjadi sensitif dalam sepak bola. Sebab, kadang pemain yang sedang aktif kemudian akan melakukan penyerangan serta mencetak gol, namun terperangkap dan offside. Karenanya kemudian dibuat sebuah peraturan khusus mengenai offside dalam FIFA Law of The Game. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Offside adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam suatu Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti luar posisi. Undang-undang FIFA juga menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, jika kemudian tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu timnya, dengan keadaan pemain ini mendahului pemain terbelakang dari tim lawan serta saat pemain ini berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper.
Pada dasarnya pemain sepak bola tak diperbolehkan berada secara pasif dalam suatu area lapangan lawan saat sedang menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan. Pemain biru yang berada di posisi paling kiri kemudian berada dalam posisi offside karena ia mendahului para pemain belakang tim lawan, walau offside juga tak berlaku jika tidak menerima umpan ataupun terkena bola.
Berada pada posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Jika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan serta memberi tendangan bebas secara tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside.
Namun dapat terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misalnya saja jika saat mencetak gol setelah terjadi offside ini kemudian dianulir jika wasit secara terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga kemudian memicu lahirnya perdebatan mengenai objektivitas asisten wasit saat posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan pada lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit.
Penggunaan teknologi dengan penilaian offside juga masih terus menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside tetap diterapkan sebagai salah satu cara untuk menjebak pemain lawan dalam area pertahanan.